Orang bilang, manusia tempatnya salah dan lupa. Pernyataan ini sudah seringkali kita dengar. Siapapun diantara kita, betapapun merasa punya ilmu dan penguasaan wawasan yang cukup, tetap saja tidak bisa lepas dari kesalahan. Memang, ketika orang melakukan kesalahan itu wajar, hanya saja, bisakah kita senantiasa bisa belajar dari kesalahan itu, mengambil hikmah dari setiap langkah-langkah yang keliru. Inilah proses yang semestinya dilalui orang yang berwatak pembelajar untuk menuju pribadi mulia. Kesalahan, memang bukan untuk ditakutkan apalagi direncanakan, kesalahan adalah sebuah pembelajaran berharga dalam kehidupan kita.
Dalam perjalanan keseharian ini, kita mungkin kerap melihat kesalahan orang lain dibanding dengan bercermin pada diri kita sendiri. Kuman diseberang lautan tampak sementara gajak dipelupuk mata tak tampak. Begitulah sifat yang barangkali masih kita miliki. Kita, begitu jelas melihat kesalahan orang lain. Dan, godaan terbesar kita adalah menyebarkan kesalahan itu kepada orang lainnya.
Inilah godaan yang sering membuat kita lalai. Kita begitu asik membicarakan kesalahan orang lain, borok-borok orang lain. Padahal, kita yakin sepenuhnya membuka aib itu sama halnya memakan bangkai saudara sendiri. Ketika kita menyadarinya dengan kadar iman yang ada, tentu tak mau melakukannya. Namun, kadang dominasi bisikan setan lebih besar dari kadar keimanan kita.